Day 2 - Saturday, 12 January 2013
Masih sore, berarti hari masih
cukup panjang dan kami akhirnya mulai lapar juga. Karena tadi pagi sarapan cukup banyak, sedang
siangnya di JJ Market kami banyak minum dan makan snack, kami jadi skip lunch
hari ini. Wajar saja, jam 5 sore kami sudah mulai lapar. Jadi walau kaki pegal, kami siap jalan lagi demi memuaskan si perut yang sudah protes. Tujuan kami nggak
jauh-jauh kok, ke MBK.
Sampai sana kami langsung menuju
lantai 6, tempat di mana foodcourt berada. Setelah membeli kupon di konter,
kami segera keliling melihat-lihat gerai makanan yang ada. Wah, saya langsung
ngiler melihat gerai Mie dengan Bebek Panggang. Sayangnya tak ada tanda halal
di papan namanya, jadi saya tak berani membelinya walaupun di daftar menu tak
tertulis kalau gerai ini menjual babi. Tapi siapa yang tahu kalau mereka
menggunakan lemak atau minyak babi misalnya. Ya sudahlah, saya menelan ludah
saja. Rupanya gerai yang halal cuma ada satu di sana, yaitu gerai makanan yang
menjual Nasi Kuning dengan Kari Ayam atau Ayam goreng Tepung dan Young Tau Fu.
Kami akhirnya pesan keduanya, juga memesan samosa dan roti goreng. Harganya pun
cukup murah sekitar THB 60 saja untuk Nasi Kuning dan Ayam Goreng Tepung. Young
Tau Fu kalau tak salah THB 50, sedang Samosa dan roti goreng masing-masing THB
20.
Mari makaaaannn.. |
Nasi Kuning + Ayam Goreng Tepung + Sambel Bangkok :D ga cucok ya sambelnya.. |
Yount Tau Fu a ala Thai ga seenak versi S'pore.. |
Samosa & Roti goreng..so so lah! |
Kelar makan kami segera beranjak
pergi. Suami saya mengajak ke lantai 4, mau melihat-lihat gadget katanya. Tak
lama keliling melihat-lihat, kok kaki berasa tambah pegal ya. Jadi kami
memutuskan untuk mencari tempat pijat yang kami lihat ada beberapa di lantai 3.
Jadi turunlah kami ke lantai 3. Tapi rupanya kami kurang beruntung, dari tiga
tempat pijat yang kami datangi semuanya penuh. Lalu saya ingat ada konter
informasi di dekat pintu masuk tadi. Segera kami ke sana untuk bertanya di mana
lagi ada tempat pijat di mall ini. Gadis muda yang jaga di konter langsung
mengambil peta MBK dan memberi tahu kami selain 3 tempat yang kami datangi tadi
ada satu di lantai 5 di dekat International Foodcourt-nya dan dua lagi di lantai
6 di zona pedagang souvenir. Ia lalu melingkari ketiga tempat tersebut di peta.
Setelah mengucap terima kasih kami lalu menuju eskalator.
Suami saya bilang kalau dia ingat
kami pernah melewati tempat pijat/spa yang ada di lantai 6. Jadi kami
memutuskan untuk ke sana saja. Kami berbelok ke arah kiri setelah turun dari
eskalator. Melewati pedagang-pedagang yang menjual berbagai souvenir sampai
hampir ke ujung bangunan baru kami menemukannya.
Tempatnya lumayan besar di
banding yang ada di lantai tiga. Terdapat berderet kursi besar yang kelihatan
empuk dan nyaman. Sebagian telah terisi. Kebanyakan turis seperti kami. Di
sebelah saya ada seorang wanita berkulit kuning dan bermata sipit, asyik
tertidur. Di sebelahnya ada seorang lelaki bermuka Timur Tengah. Di depan saya
ada sepasang bule, yang wanita tampak menikmati pijatan sang terapis. Di ujung
depan kanan ada dua orang bertampang India. Di bagian belakang ruangan, ada
berderet tempat tidur yang hanya dibatasi tirai.
Kami berdua yang tadinya hanya
mau memijatkan kaki akhirnya memilih pijat kaki, pundak, punggung serta kepala,
selama sejam. Dari yang seharusnya membayar THB 300 kami jadinya membayar THB
400 per orang. Segera terbayang spa
langganan kami di Bali yang bertarif lebih murah dan bertempat lebih bagus. Di
spa langganan itu biasanya saya dan suami pijat selama 2 jam + mandi air hangat
dan kami hanya membayar 250 ribu saja untuk berdua. Reasonable kan?..Tapi ya
sudahlah, daripada kaki dan badan pegal-pegal, pasti tidurpun nggak bakalan
nyenyak. Dan lagi kami masih ada satu hari jalan-jalan besok sebelum pulang ke Bali. Untungnya
terapis wanita yang memijat saya cukup ahli. Terasa enak sekali kaki waktu
dipijatnya. Saya sempat tertidur sebentar. Suami saya yang dipijat terapis pria
malah sudah teridur dari tadi J..
Alhamdulillah badan terasa segar
setelah dipijat. Yang paling mantab adalah kaki terasa sangat ringan, hampir
tak berbekas sisa-sisa pegal tadi siang. Alhasil kami semangat lagi untuk
jalan-jalan J..
Langsung tidooorr! |
Deuuh nyaman bener...:D |
Saya mengajak suami untuk ke
foodcourt tempat kami makan tadi. Kali ini untuk makan dessert. Sisa kupon
makan masih ada dan belum kami tukarkan tadi. Jadi kami pergi ke bagian dessert
dan segera memesan yang paling menerbitkan liur di situ, yak..Ketan
Durian!..Enak sih, tapi sayang duriannya terlalu matang jadi sudah terasa agak
pahit. Tak berhenti di situ, kami memesan satu dessert lagi, Singkong Santan a
la Thai..Yang ini juga enak, santannya tak terlalu manis. Harga dessert ini tak terlalu mahal, hanya berkisar THB 30 - 35 saja. Puas makan dessert
kami segera beranjak menuju konter penukaran kupon makan untuk merefund kupon
yang tak terpakai.
Ketan Durian!! |
Singkong Santan a la Thailand |
Tak terasa sudah hampir jam 8
malam. Saya bilang sama suami, “Yuk kita ke Asiatique, kan kemarin nggak jadi
ke sana”.
Tadinya suami agak ragu sebab
sudah hampir jam 8. Tapi saya bilang “Kan Asiatique buka dari jam 5 sore sampai
midnight. Apalagi ini malam minggu, pasti rame dan mungkin tutup lebih lambat”.
“Shuttle boatnya sampai jam
berapa?, tanya suami.
“Yang aku tahu sih jam 9 malam”,
jawab saya.
“Terkejar nggak nanti, kan kita
harus balik ke hotel karena harus mandi dan sholat dulu”, sahut suami.
“Kalau nggak kekejar kita naik
taksi aja. Ga papa yah?..” rayu saya.
“Ya udah, ayo buruan pulang ke
hotel”, kata suami.
Oh iya, sebenarnya di MBK tersedia loh mushola. Lokasinya di lantai 6, di ujung bangunan sebelah kiri, tak jauh dari spa tempat kami pijat tadi.
Akhirnya kami berjalan lebih
cepat untuk pulang ke hotel karena harus mandi dan sholat dulu. Jam 8.40an kami
sudah siap mendaki tangga menuju stasiun BTS National Stadium yang persis
berada di depan hotel. Kami segera menuju peta jalur SkyTrain untuk mengetahui
informasi kereta yang harus kami naiki dan berapa harga tiketnya. Menurut yang
saya baca kami harus turus di BTS Saphan Taksin. Rupanya BTS Saphan Taksin satu
jalur dengan BTS National Stadium, yaitu sama-sama di jalur Silom (BTS SkyTrain
Silom Line), jadi kami tak perlu berganti kereta. Ongkosnya per orang THB 30
saja. Jadi setelah dapat tiket, kami segera menunggu kereta. Tak lama keretanya
tiba, ramai dan penuh orang. Maklum ini kan malam minggu.
Nunggu Kereta |
Tak sampai 15 menit kami telah
tiba di BTS Saphan Taksin. Bersama puluhan orang lainnya berbondong-bondong
menuju arah pintu keluar. Kami berjalan sambil mencari-cari tanda penunjuk
jalan menuju dermaga Sathorn Pier tempat kami menunggu shuttle boat. Oh, itu
dia..di papan penunjuk ditulis bahwa kami harus keluar melalui Exit 2 yang
langsung menuju dermaga. Benar saja, setelah turun tangga di Exit 2 kami hanya
tinggal menyusuri jalan di depan kami sampai tiba di dermaga. Ada beberapa
orang saja yang sedang menunggu di sana, lalu tiba-tiba menjadi ramai ditambah
kami dan orang-orang yang satu kereta bersama kami tadi. Saya melirik jam,
sudah jam 9.05 malam. Masih banyak yang menunggu boat, berarti informasi yang
saya baca di internet bahwa boat terakhir jam 9
malam adalah salah, sebab petugas di sana pun berkata bahwa boat akan
tiba sebentar lagi dan kami diminta berbaris dengan rapi. Sepuluh menit
kemudian shuttle boat merapat di dermaga, mengeluarkan penumpangnya lalu
memasukkan kami.
Di dalam shuttle boat menuju Asiatique |
Pemandangan di pinggir Sungai Chao Phraya |
Oh iya, shuttle boat ini gratis
loh. Bentuknya cukup panjang dengan kursi-kursi yang berderet. Di gang tengah
kapal banyak penumpang yang berdiri sambil berpegangan pada pipa stainless yang
terpasang di langit-langit kapal. Sang Nakhoda dan pembantunya sibuk mengatur
penumpang dan setelah kapal penuh dan penumpang berada pada tempat seharusnya,
sang nakhoda lalu menjalankan kapal membelah sungai Chao Phraya yang tampak
pekat airnya. Kami melewati beberapa hotel terkenal yang terdapat di pinggir
sungai juga beberapa restaurant serta bangunan tinggi lainnya. Beberapa river cruise dan river taxi juga terlihat sama-sama membelah sungai Chao Phraya. Setelah sepuluh
menit dari kejauhan saya melihat di kejauhan lampu-lampu terang dan sebuah
benda seperti roda besar yang berlampu putih terang. Sepertinya kami sebentar
lagi tiba. Dan benar, lampu-lampu itu memang Asiatique. Semakin kapal mendekat,
semakin terlihat tulisan berlampu “ASIATIQUE The Riverfront” di atas bangunan persis di
tengah-tengah kompleks. Lalu kapal merapat di dermaga dan kami para penumpang
bergantian turun.
Asiatique terlihat dari shuttle boat |
River Cruise |
Lalu mulailah kami menelusuri
tempat ini. Menurut selebaran yang saya baca, Asiatique terdiri dari 4 distrik,
Charoenkrung Distict, Town Square District, Factory District dan Waterfront
District. Kompleks yang cukup besar.
Kami mulai masuk ke bagian
dalamnya melalu jalan masuk yang paling dekat dengan dermaga tempat kami turun
tadi. Wah, ramai sekali ternyata di dalam. Banyak orang lalu lalang. Di kanan
kiri banyak terdapat toko-to kecil juga beberapa restoran. Eh ada gerai Es Krim
khas Turki yang banyak dirubung orang karena sang pembuat es sedang atraksi
menyajikan es krim dengan tongkat panjangnya. Di sebelahnya ada gerai kebab
bertulisan halal.
Japanese Resto di Asiatique |
Turkish Ice Cream Maker |
One side of Asiatique |
Kami berjalan terus, sampai di
ujung jalan kami berbelok ke kiri lalu ke kiri lagi menyusuri bagian lainnya.
Entah di distrik mana kami. Di kiri kami banyak sekali restoran-restoran yang
letaknya bersebelahan dan sangat ramai pengunjungnya.
Lalu sampai pada tempat
pertunjukan cabaret Calypso, tapi melewatinya saja tak terlalu tertarik untuk
menonton. Melihat-lihat display pertunjukan 4D, menimbang-nimbang apa kami mau
nonton apa tidak tapi akhirnya memutuskan tidak. Oia, tiketnya THB 100 untuk
orang dewasa untuk film kurang lebih 20 menit kalau saya tak salah ingat. Lalu
ada menara jam di dekat sana, kami memfotonya dan juga berfoto di sana. Kami
berjalan lagi berputar-putar, masuk gang kecil yang kiri kanannya banyak
butik-butik kecil. Lalu melihat sebuah bangku panjang yang kosong dan langsung
duduk karena kaki mulai terasa pegal lagi karena berjalan terus dari tadi. Tak
sampai 10 menit kami bangun lagi dan berjalan lagi.
Bioskop kecil Y Max 4D |
Clock Tower |
Tadi dari tempat kami duduk
terlihat roda besar bercahaya yang kami lihat dari kapal, jadi kami memutuskan
untuk ke sana. Begitu terlihat, kami langsung berfoto-foto. Saya kemudian
menuju loket untuk bertanya berapa harga tiket untuk naik roda besar yang
berputar ini. Kata petugas wanita dalam loket harga tiketnya THB 200. Saya
langsung bilang pada suami, “Naik yuk..” Suami saya langsung mengiyakan.
Jadilah kami beli tiket dan
langsung mengantri di salah satu jalur di sana. Lima belas menit kemudian,
petugas yang berjaga meminta tiket kami dan meminta kami segera naik pada salah
satu kompartemennya. Naik bersama kami dalam satu gerbong adalah sepasang suami
istri dengan dua anak yang masih berumur di bawah 10 tahun. Satu gerbong
maksimum terisi 8 orang, jadi kompartemen kami ini sangat lega terasa sebab hanya
terisi oleh 4 manusia besar dan 2 manusia kecil J..
Ngantri naik Big Wheel |
Big Wheel & Me |
Nunggu giliran.. |
Di dalam kompartemen Big Wheel |
Di dalam kompartemen Big Wheel |
Sebenarnya saya ini takut
ketinggian. Tetapi walau takut saya selalu berusaha untuk mengalahkannya. Dan
walau sok berani, tapi saat kompartemen kami sudah berada di atas, saya takut juga
ketika suami saya meminta saya bergeser sedikit supaya kami bisa berfoto berdua
hehehe…Melihat ke bawah serem juga, mobil-mobil jadi semakin kecil, manusia
hanya berupa titik kecil yang bergerak saja. Saya bilang pada suami untuk duduk
tak terlalu mepet ke pinggir dan dia hanya tertawa. Sesekali saya kaget karena
2 manusia kecil di sebelah saya sering mondar-mandir bergantian menghampiri
ayah ibunya yang duduk berhadapan, kadang dengan gerakan mendadak yang membuat
hati mendesir. Hahaha….dasar penakut!
Alhamdulillah, setelah berputar 3
kali, kami selamat sampai di bawah lagi dan akhirnya keluar dari kompartemen kecil
itu. Kami segera berjalan lagi melewati sebuah bangunan tua yang gelap dan terlihat rusak di sana-sini. Rupanya
bangunan ini menunggu giliran untuk direnovasi. Memang kompleks ini dulunya adalah
kompleks pelabuhan perdagangan tertua di Thailand. Jadi memang banyak bangunan
tuanya yang direnovasi lagi untuk dijadikan pertokoan, restoran dan lain-lain.
Tadinya kami ingin berfoto
di tulisan Asiatique berlampu yang terletak di pinggir sungai tapi terlalu malas
untuk mengantri sebab terlalu banyak orang yang juga ingin berfoto di sana.
Jadilah kami melewatinya saja.
Berfoto bersama kuli pelabuhan jaman dulu :) |
Ini sebenernya sedang antri trus berfoto pas di depannya tulisan Asiatiue itu |
Dan tak terasa sudah hampir jam 11 malam. Jadi
kami memutuskan untuk pulang. Kalau sudah tak ada shuttle boat lagi kami
berencana untuk naik taksi. Tiba-tiba persis di tengah-tengah kompleks
Asiatique itu suami saya berhenti, di sekitar kami banyak orang-orang berdiri,
ada juga yang berfoto-foto.
Saya yang bingung bertanya, “kita
kok berhenti di sini memangnya mau ngapain?”
“ini kita ngantri naik boat lagi,
liat tuh antriannya..” kata suami.
MasyaAllah, ternyata yang tadinya
saya pikir orang-orang berhenti untuk berfoto-foto dan mengobrol rupanya mereka
juga sedang mengantri untuk naik shuttle boat. Saking panjangnya antriannya,
makanya saya nggak sadar bahwa ini adalah deretan orang-orang yang mengantri.
Bayangkan saja, antriannya dari dermaga ke tengah-tengah kompleks Asiatique,
mungkin ada sekitar 50 meteran. Tapi kami berhasil menaiki boat yang pertama
datang sejak kami mengantri. Alhamdulillah tak menunggu lama. Diperjalanan
pulang ini saya baru melihat ternyata sungai ini banyak sampahnya juga. Selain
daun-daun, banyak botol plastik dan plastik pembungkus lainnya yang mengapung
di atas sungai. Sayang sekali ya. Kebayang kalau kami naik river taxi pada
siang hari pasti jorok sekali pemandangannya.
Di dalam kereta pulang baru kami
merasa lapar. Tadi memang di Asiatique kami tidak mampir untuk makan sebab kami
kan baru makan sekitar jam 6 sore dan setelah itu masih makan dessert yang
mengenyangkan. Jadi saat tiba di dekat hotel kami memutuskan untuk mampir dulu
ke 7Eleven. Kami segera saja memilih makanan kemasan yang banyak tersedia di
sana. Nantinya tinggal meminta kasir memanaskannya dengan microwave saja. Kami
memilih beberapa makanan sekaligus dan yang berlogo halal tentu saja. Lumayan
variatif kok makanan, kami membeli Nasi dengan Ayam Bulgogi, Sup Pangsit Ayam,
Spaghetti Bolognese, sepotong Pizza serta dua botol besar air mineral. Semua
makanan ini rasanya lumayan enak loh. Harganya juga sangat terjangkau, berkisar antara THB 33 sampai THB 39.
Alhamdulillah kami tak tidur dengan perut lapar hehehe…lalu dessertnya? Jambu air Bangkok yang kami beli di JJ Market tadi siang, segeeeerr!
Alhamdulillah kami tak tidur dengan perut lapar hehehe…lalu dessertnya? Jambu air Bangkok yang kami beli di JJ Market tadi siang, segeeeerr!
Chicken Bulgogi with Rice |
Chicken Dumpling Soup |
Spaghetti Bolognese |
Pizza! |
Saatnya istirahat. Duh, kaki
terasa pegal lagi rupanya. Jadi kami mengubah posisi kepala lalu menaikkan kaki
ke headboard tempat tidur. Lumayan membuat aliran darah di kaki menjadi lancar lagi
setelah menaikkan kaki selama kurang lebih 15 menit.
Tepar! |
Pegel cuuyyy! |
PeWe :D |
Selamat tidur.
Good Night…
~to be continued to Part 3~
~to be continued to Part 3~
No comments:
Post a Comment